Kapal Nelayan Antri Es

Antrian mendapatkan es, ujar H Jamari, Ketua Paguyuban Mitra Nelayan diperkirakan masih sekitar satu bulan ke depan. Nelayan masih kesulitan mendapatkan es balok, mengingat pasokan es sangat terbatas. Kapal nelayan yang sudah berangkat melaut hingga kemarin, lanjutnya ada sekitar 30 persen. Sedangkan, sisanya sekitar 70 persen dari 400-an kapal yang terparkir di Sungai Juwana. "Kapal nelayan yang berangkat hanya sebagian saja, belum semua. Padahal, antrian nelayan untuk mendapatkan es itu tiga hari sebelum lebaran sampai sekarang," terang H Jamari. Kesulitan mendapatkan pasokan es balok, jelasnya, pabrik es yang ada di Kabupaten Pati tidak mampu mencukupi. Bahkan, pasokan dari luar daerah, seperti Kudus, Semarang, dan Blora juga belum mampu menuncukupi kebutuhan nelayan. Satu kapal, lanjutnya, nelayan setidaknya membutuhkan 50-70 ton es balok. Sedangkan, kapasitas satu pabrik es yang ada di Kabupaten Pati dan sekitarnya diantara 50-100 ton setiap hari. Sehingga, imbuhnya, dalam satu hari rata-rata kapal yang terlayani mendapatkan es balok ini antara 3-5 kapal. Padahal, kapal nelayan masih banyak yang antri mendapatan pasokan es. Selain es, katanya, nelayan juga sedang antri untuk mendapatkan solar untuk perjalanan melaut. Namun, atrian solar ini masih normal dan tidak seramai antrian mendapatkan es balok. "Masih banyak kapal nelayan ini berdampak pada TPI yang sepi dari ikan. Nelayan baru sebagian yang berangkat dan belum ada yang pulang, kalau ada ikan itu berasal dari nelayan luar Kecamatan Juwana," tandas H Jamari.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda