Masyarakat Diminta Hayati Pesan Meron
Setiap tahun, acara ini biasa diselenggarakan warga Sukolilo untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. Dalam bahasa Kawi, meron juga diartikan gunungan. Meron terdiri atas tiga bagian utama. Bagian atas atau mustaka, terdapat duplikasi ayam jago dengan hiasan rangkaian bunga berbentuk melingkar. Simbol itu menggambarkan sosok pemimpin yang dengan kepimpinannya dapat menyejahterakan masyarakatnya sehingga seakan-akan membuat harum bangsanya.
Lalu bagaian tengah atau gunungan. Di bagian itu terdapat mencungan (tombak), ampyang (kerak Nasi), cucur, dan remukan kerak nasi yang dibentuk menyerupai bunga dan dironce. Ketiganya disusun sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai gunung. Bagian itu menyimbolkan kemanunggalan antara pemimpin dan warganya.
Bagian bawah atau ancak (wadah makanan) . Bagian itu memiliki tiga ancak. Ancak satu berisi nasi, ancak dua terdapat lima macam buah-buahan dan ancak tiga berisi lauk pauk."Ancak satu hingga tiga ini melambangkan iman, Islam dan Ikhsan. Ancak juga melambangkan kerukunan dan ketentraman. Sebab, manusia yang ingin hidup mulia dan tentram harus dapat memadukan ketiganya," tutur H. Soepartasmanto, tokoh masyarakat setempat, saat menceritakan silsilah atau sejarah upacara meron.
Sesampainya, didepan masjid, isi ancak langsung menjadi rebutan ribuan warga yang sejak pagi telah menanti di sepanjang jalan, antara rumah petinggi desa hingga masjid besar, yang berjarak sekitar satu kilometer.Sementara itu, setiap perangkat desa diwajibkan membuat meron.
Lalu bagaian tengah atau gunungan. Di bagian itu terdapat mencungan (tombak), ampyang (kerak Nasi), cucur, dan remukan kerak nasi yang dibentuk menyerupai bunga dan dironce. Ketiganya disusun sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai gunung. Bagian itu menyimbolkan kemanunggalan antara pemimpin dan warganya.
Bagian bawah atau ancak (wadah makanan) . Bagian itu memiliki tiga ancak. Ancak satu berisi nasi, ancak dua terdapat lima macam buah-buahan dan ancak tiga berisi lauk pauk."Ancak satu hingga tiga ini melambangkan iman, Islam dan Ikhsan. Ancak juga melambangkan kerukunan dan ketentraman. Sebab, manusia yang ingin hidup mulia dan tentram harus dapat memadukan ketiganya," tutur H. Soepartasmanto, tokoh masyarakat setempat, saat menceritakan silsilah atau sejarah upacara meron.
Sesampainya, didepan masjid, isi ancak langsung menjadi rebutan ribuan warga yang sejak pagi telah menanti di sepanjang jalan, antara rumah petinggi desa hingga masjid besar, yang berjarak sekitar satu kilometer.Sementara itu, setiap perangkat desa diwajibkan membuat meron.
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda