Media massa, Pahamilah Peran dan Fungsimu
Usai era kemerdekaan, peran media terus ada di posisi terdepan sebagai penyampaian informasi ke kalayak ramai. Seiring perkembangan teknologi, berbagai informasi dari sabang sampai merauke, bisa masyarakat peroleh melaui media massa. Saat ini, era yang katanya era "keterbukaan", semua hal tersaji secara gamblang di media. Tidak hanya kejadian-kejadian besar, media juga menyampaikan progam-progam pemerintah yang harus di ketahui masyarakat luas. Sebaiknya, media juga menyamppaikan berbagai cerita tentang masyarakat. Tujuanya, agar para pengambil keputusan di negri ini tahu dan paham kondisi sesungguhnya yang di alami masyarakat. Pengontrol, inilah salah satu peran dan fungsi media. Media massa bisa memberikan "peringatan" bagi pemegang kekuasaan dengan cara memberitakan kepada masyarakat jika diduga terdapat tindakan penyelewengan. Sebaliknya media bisa menjadi jembatan penyampaian aspirasi masyarakat kepada penguasa. Di alam demokrasi, hal seperti ini sangat di perlukan untuk menyeimbangkan kekuasaan agar selalu berpihak kepada rakyatnya. Oleh karena peran pengontrol inilah, maka media dengan seluruh "perangkat"nya tidak boleh salah dalam menjalankan kegiatan redaksinya. Ibarat koki, media mengemas berbagai "makanan" informasi dengan beragam sajian untuk kemudian bebas menyaksikan dan menawarkannya kepada konsumen. Namun perlu di ingat, bila makanan yang di sajikan terbuat dari bahan yang tidak sehat dan tidak layak di konsumsi, maka akan menjadikan yang memakannya pun tidak sehat. Semua harus sesuai dengan takaran. Makanan "berita" harus sehat dan seimbang, tidak berlebih, tidak pula di kurangi. Pernahkah terbesit dalam pikiran kita, apa penyebab maraknya kasus pergaulan bebas di kalangan remaja di indonesia saat ini? Komnas anak mengungkapkan 97% remaja pernah menonton atau mengakses pornografi. Pula di dapatkan, sebanyak 62,7% remaja pernah melakukan hubungan badan atau dalam istilah remaja ML (making love). Bisa di bayangkan, ketika media kemudian mengupas dan menyajikan kasus-kasus ini dengan gamblang, vulgar dan tanpa takaran. contoh, heboh video mesum artis Ariel-Luna Maya. Apakah karena masyarakat berhak untuk tahu segala informasi, maka ketika kasus tersebut di sidangkan, seluruh kejadian dalam video di perlihatkan oleh media? jangankah secara terbuka, ketika koran dan sebuah stasiun televisi swsta menayangkan potongan adegan-adegan Ariel-Luna dalam video, namun dengan gambar yang dikaburkan, ini sudah meresahkan. Kenapa meresahkan? Karena walaupun kabur, berita dan adegan tersebut terus di angkat dan di tayanglkan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Anak kecil usia 10 tahun pun akan tahu adegan apa yang tengah di lakukan oleh Ariel dan Luna. Sebagai kontrol sosial, media begitu berpengaruh terhadap pola perilaku masyarakat secara luas. Kekerasan apabila di siarkan media terus menerus tentu akan menjadikan masyarakat terbiasa dengan kekerasan dan bisa berakibat sangat mudah untuk bersulut untuk mengambil jalan kekerasan ketika tidak puas terhadap sesuatu. imbasnya lagi, seluruh masyarakat kita seolah menjadi masyarakat yang anarkis. Media massa yang dalam sejarah telah menjadi pahlawan, tentu akan tetap menjadi pahlawan apabila tetap konsisten berada dalam jalur yang benar dan memainkan fungsi-fungsi ideal tersebut. Akan tetapi akan layak di posisikan sebagai lawan masyarakat apabila dalam keberadaanya media justru memberikan informasi yang sesat, tidak mendidik, dan mengarah pada kehancuran moral masyarakat. Yang terpenting dari semua itu, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, media di tuntut ikut berperan dalam membangun nasinalisme dan karakter kebangsaan. Dan, masyarakat sebagai "penikmat" juga di tuntut aktif dalam memilih media yang baik, tidak malah menghujani dirinya sendiri dengan media yang "tidak baik". ilustrasi gmbar : iovindonesiayouth.blogspot.com