Cara Leluhur China Mendidik Anak
Zhuge Liang mempunyai harapan besar terhadap anak-anaknya. Anak-anaknya tidak punya hasrat duniawi, setia mengabdi pada negara, dan membuat kontribusi besar kepada masyarakat dan bangsa. "Kedamaian" dan "kemampuan untuk mencapai cita-cita tinggi" adalah hasil dari kultivasi dan peningkatan moralitas mereka.
Ms Kou mengajarkan anak-anaknya untuk mengembangkan karakter moral mereka untuk Melayani Rakyat
Kou Zhun (961-1023 M) adalah seorang perdana menteri pada masa Dinasti Song Utara. Dia tegas, jujur, dan bertanggung jawab untuk suksesnya keadilan istana. Oleh karena itu, Kaisar makin percaya padanya.
Ayah Kou Zhun meninggal ketika ia masih sangat muda. Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan ibunya menopang kebutuhan keluarga dengan menenun kain katun. Ibunya sering terkantuk-kantuk sampai larut malam ketika mengajar Kou Zhun untuk bekal masa depannya. Dengan begitu, Kou Zhun menjadi sangat rajin dan berhasil dalam studi. Kou Zhun pergi ke ibukota untuk mengikuti ujian nasional pelayanan sipil. Ia lulus ujian dan menjadi kandidat resmi pemerintah. Kabar baik ini sampai di kampung halamannya. Pada waktu itu, ibu Kou sakit berat. Sebelum ia meninggal, ia melukis sebuah gambar dan memberikannya kepada Nyonya Liu, seorang kerabat, dan berkata kepadanya, "Kou Zhun akan menjadi pejabat pemerintah. Jika ia berbuat salah, silakan tunjukkan kepadanya lukisan ini!"
Kou Zhun menjadi perdana menteri. Untuk merayakan ulang tahunnya, ia mempekerjakan dua rombongan teater untuk menghibur tamu-tamunya. Nyonya Liu berpikir itu adalah kesempatan yang tepat untuk menyerahkan lukisan Kou Zhun. Kou Zhun mengamati lukisan tersebut yang diberi judul "Pendidikan untuk anakku bagaimana belajar walaupun miskin" dan membaca puisi yang ditulis pada lukisan itu: "Kamu belajar dengan tekun di bawah cahaya lilin. Oleh karena itu, ibu berharap bahwa kamu melayani orang dengan baik. Ibu mengajar kamu untuk menjadi pekerja keras dan hemat, jadi jangan lupa bahwa kamu pernah miskin saat kamu telah menjadi makmur. " Inilah yang sebenarnya ibu Kou kehendaki. Kou Zhun membacanya berulang-ulang dan air mata memenuhi matanya. Dia segera membatalkan perayaan ulang tahun. Selama-lamanya, dia menjalankan pengendalian diri dan memikirkan orang lain. Dia tidak memihak dan tanpa pamrih, dan menjadi terkenal sebagai perdana menteri yang bijaksana pada masa Dinasti Song.
Xu Mian bersumpah akan meninggalkan Reputasi tanpa cela bagi Para ahli warisnya
Xu Mian (466-535 M) adalah seorang politikus dan pejabat yang bijaksana selama Dinasti Liang. Sepanjang hidupnya, meskipun ia memegang posisi tinggi di istana kekaisaran, ia sangat disiplin dengan dirinya sendiri, adil dalam berurusan dengan orang lain, berhati-hati, hemat, tidak korupsi, dan tidak mencari keuntungan pribadi. Dia memberikan sebagian besar gajinya untuk keluarga miskin, teman, dan masyarakat umum, membiarkan dirinya tanpa tabungan. Rekan-rekan kerja dan teman-teman lamanya menyarankan padanya membeli properti untuk ahli waris, dan dia menjawab, "Orang lain mungkin meninggalkan harta kepada ahli waris mereka, tapi aku akan meninggalkan reputasi saya yang bersih. Jika cucu saya yang berbudi luhur dan mempunyai kecakapan, maka mereka akan mempunyai kekayaan sendiri. Jika mereka tidak mempunyai kecakapan, maka tidak akan dapat menolongnya bahkan jika saya meninggalkan kepada mereka kekayaan sekalipun. "
Xu Mian mengajarkan anak-anaknya untuk memperlakukan diri dengan baik dan menjaga integritas moral. Dia pernah menulis surat kepada putranya, Xu Song: "Nenek moyang kita meninggalkan kita reputasi yang bersih dan murni. Mereka tidak pernah berbicara tentang perolehan dan mengelola harta pribadi. Ada sebuah pepatah lama, 'Ini adalah nilai yang lebih besar untuk memberi cucu-cucu sebuah buku pengetahuan daripada meninggalkan mereka seember emas. " Setelah mengevaluasi dengan hati-hati kata-kata ini, saya mengerti bahwa mereka mempunyai arti yang mendalam. Meskipun saya tidak terlalu berbakat, saya punya harapan dan keinginan. Saya mengikuti kebijaksanaan pepatah kuno dan hidup dengan itu. Saya tidak akan berhenti di tengah jalan. Setelah 30 tahun dalam posisi pemerintah yang tinggi, beberapa murid saya dan teman-teman lama mendorong saya untuk memperoleh tanah dan properti disaat saya masih punya pekerjaan dan memegang kekuasaan. Tapi saya menolak untuk mempertimbangkan saran tersebut. Saya percaya bahwa kita semua akan mendapatkan keuntungan yang besar jika saya meninggalkan reputasi berharga yang tanpa cacat. Ahli waris Xu Mian menjadi orang terkenal yang berkebajikan tinggi.
Hal yang paling penting bagi orangtua menjadi teladan adalah ditetapkan oleh apa yang mereka katakan dan lakukan. Hal ini sangat jauh lebih berharga daripada memberikan anak banyak harta benda. Karena anak-anak beradaptasi dengan mudah, mendidik mereka dengan baik adalah sangat penting. Anak-anak akan menemukan prinsip-prinsip yang mereka tidak mengerti, tetapi mereka dapat belajar melalui pengalaman aktual. Oleh karena itu, penting untuk membimbing mereka dengan benar dan memimpin mereka pada jalur yang benar. Semua orang tua ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Uang dan harta, tidak peduli berapa banyak, dapat musnah dalam sekejap. Hanya kebajikan dan kebaikan yang benar-benar dapat memberi manfaat pada anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus berpandangan jauh dan mengajar anak-anak mereka menjadi saleh dan baik hati, untuk tetap menjaga kejernihan pikiran, agar dapat membedakan antara yang benar dan salah, dan untuk memilih jalan yang benar dalam hidupnya. (erabaru.net/ran)
Ms Kou mengajarkan anak-anaknya untuk mengembangkan karakter moral mereka untuk Melayani Rakyat
Kou Zhun (961-1023 M) adalah seorang perdana menteri pada masa Dinasti Song Utara. Dia tegas, jujur, dan bertanggung jawab untuk suksesnya keadilan istana. Oleh karena itu, Kaisar makin percaya padanya.
Ayah Kou Zhun meninggal ketika ia masih sangat muda. Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan ibunya menopang kebutuhan keluarga dengan menenun kain katun. Ibunya sering terkantuk-kantuk sampai larut malam ketika mengajar Kou Zhun untuk bekal masa depannya. Dengan begitu, Kou Zhun menjadi sangat rajin dan berhasil dalam studi. Kou Zhun pergi ke ibukota untuk mengikuti ujian nasional pelayanan sipil. Ia lulus ujian dan menjadi kandidat resmi pemerintah. Kabar baik ini sampai di kampung halamannya. Pada waktu itu, ibu Kou sakit berat. Sebelum ia meninggal, ia melukis sebuah gambar dan memberikannya kepada Nyonya Liu, seorang kerabat, dan berkata kepadanya, "Kou Zhun akan menjadi pejabat pemerintah. Jika ia berbuat salah, silakan tunjukkan kepadanya lukisan ini!"
Kou Zhun menjadi perdana menteri. Untuk merayakan ulang tahunnya, ia mempekerjakan dua rombongan teater untuk menghibur tamu-tamunya. Nyonya Liu berpikir itu adalah kesempatan yang tepat untuk menyerahkan lukisan Kou Zhun. Kou Zhun mengamati lukisan tersebut yang diberi judul "Pendidikan untuk anakku bagaimana belajar walaupun miskin" dan membaca puisi yang ditulis pada lukisan itu: "Kamu belajar dengan tekun di bawah cahaya lilin. Oleh karena itu, ibu berharap bahwa kamu melayani orang dengan baik. Ibu mengajar kamu untuk menjadi pekerja keras dan hemat, jadi jangan lupa bahwa kamu pernah miskin saat kamu telah menjadi makmur. " Inilah yang sebenarnya ibu Kou kehendaki. Kou Zhun membacanya berulang-ulang dan air mata memenuhi matanya. Dia segera membatalkan perayaan ulang tahun. Selama-lamanya, dia menjalankan pengendalian diri dan memikirkan orang lain. Dia tidak memihak dan tanpa pamrih, dan menjadi terkenal sebagai perdana menteri yang bijaksana pada masa Dinasti Song.
Xu Mian bersumpah akan meninggalkan Reputasi tanpa cela bagi Para ahli warisnya
Xu Mian (466-535 M) adalah seorang politikus dan pejabat yang bijaksana selama Dinasti Liang. Sepanjang hidupnya, meskipun ia memegang posisi tinggi di istana kekaisaran, ia sangat disiplin dengan dirinya sendiri, adil dalam berurusan dengan orang lain, berhati-hati, hemat, tidak korupsi, dan tidak mencari keuntungan pribadi. Dia memberikan sebagian besar gajinya untuk keluarga miskin, teman, dan masyarakat umum, membiarkan dirinya tanpa tabungan. Rekan-rekan kerja dan teman-teman lamanya menyarankan padanya membeli properti untuk ahli waris, dan dia menjawab, "Orang lain mungkin meninggalkan harta kepada ahli waris mereka, tapi aku akan meninggalkan reputasi saya yang bersih. Jika cucu saya yang berbudi luhur dan mempunyai kecakapan, maka mereka akan mempunyai kekayaan sendiri. Jika mereka tidak mempunyai kecakapan, maka tidak akan dapat menolongnya bahkan jika saya meninggalkan kepada mereka kekayaan sekalipun. "
Xu Mian mengajarkan anak-anaknya untuk memperlakukan diri dengan baik dan menjaga integritas moral. Dia pernah menulis surat kepada putranya, Xu Song: "Nenek moyang kita meninggalkan kita reputasi yang bersih dan murni. Mereka tidak pernah berbicara tentang perolehan dan mengelola harta pribadi. Ada sebuah pepatah lama, 'Ini adalah nilai yang lebih besar untuk memberi cucu-cucu sebuah buku pengetahuan daripada meninggalkan mereka seember emas. " Setelah mengevaluasi dengan hati-hati kata-kata ini, saya mengerti bahwa mereka mempunyai arti yang mendalam. Meskipun saya tidak terlalu berbakat, saya punya harapan dan keinginan. Saya mengikuti kebijaksanaan pepatah kuno dan hidup dengan itu. Saya tidak akan berhenti di tengah jalan. Setelah 30 tahun dalam posisi pemerintah yang tinggi, beberapa murid saya dan teman-teman lama mendorong saya untuk memperoleh tanah dan properti disaat saya masih punya pekerjaan dan memegang kekuasaan. Tapi saya menolak untuk mempertimbangkan saran tersebut. Saya percaya bahwa kita semua akan mendapatkan keuntungan yang besar jika saya meninggalkan reputasi berharga yang tanpa cacat. Ahli waris Xu Mian menjadi orang terkenal yang berkebajikan tinggi.
Hal yang paling penting bagi orangtua menjadi teladan adalah ditetapkan oleh apa yang mereka katakan dan lakukan. Hal ini sangat jauh lebih berharga daripada memberikan anak banyak harta benda. Karena anak-anak beradaptasi dengan mudah, mendidik mereka dengan baik adalah sangat penting. Anak-anak akan menemukan prinsip-prinsip yang mereka tidak mengerti, tetapi mereka dapat belajar melalui pengalaman aktual. Oleh karena itu, penting untuk membimbing mereka dengan benar dan memimpin mereka pada jalur yang benar. Semua orang tua ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Uang dan harta, tidak peduli berapa banyak, dapat musnah dalam sekejap. Hanya kebajikan dan kebaikan yang benar-benar dapat memberi manfaat pada anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus berpandangan jauh dan mengajar anak-anak mereka menjadi saleh dan baik hati, untuk tetap menjaga kejernihan pikiran, agar dapat membedakan antara yang benar dan salah, dan untuk memilih jalan yang benar dalam hidupnya. (erabaru.net/ran)
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda