Mengenal Gempa Bumi dan Tsunami

Pelepasan Tenaga
Penyebab gempa bumi yang paling sering adalah karena pergeseran lempengan bumi (Tektonik). Gempa tektonik terjadi karena gerakan dari berbagai lempengan bumi baik besar maupun kecil yang membentuk kerak bumi. Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari “Tektonik Plate” menjelaskan, bumi terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hampir sebagian besar gempa tektonik terjadi di perbatasan antara lempengan-lempengan pembentuk kerak bumi tersebut, seperti di lingkaran Pasifik. Kegiatan zone subduksi atau area tumbukan lempeng memegang peranan hampir 50 persen dari peristiwa seismik yang terjadi. Kegiatan zone subduksi ini terkonsentrasi di daerah yang dinamakan lingkaran api (ring of fire), sebuah pita sempit yang panjangnya sekitar 38.600 km. Panjang pita ini membentang dari Selandia Baru-Indonesia-Jepang-hingga Amerika Selatan.

Tsunami
Gempa hebat yang melanda dunia pada 26 Desember 2004 lalu diikuti tsunami. Peristiwa besar yang menewaskan 220 ribu jiwa yang menghuni sepanjang pesisir Samudera Hindia ini menimbulkan trauma dunia yang sangat dalam. Mengapa gempa berkekuatan 9,3 skala richter ini diikuti tsunami sedangkan gempa 12 September 2007 di Bengkulu kemarin tidak? Padahal pusat gempa sama-sama di laut dan kedalamannya dangkal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan ketajaman tumbukan.
Pada gempa Bengkulu sudut penunjamannya landai. Jadi untuk menimbulkan tsunami butuh energi yang lebih besar. Titik pusatnya hanya 10 km di bawah permukaan laut,
sehingga belum mencapai lantai samudera.
Tsunami sendiri merupakan istilah dalam bahasa Jepang. Menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 – 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 – 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempa bumi tektonik.
Tsunami biasanya terjadi dalam rentang 3-60 menit setelah gempa. Ditandai dengan surutnya air laut dan terbangnya puluhan bahkan mungkin ratusan burung-burung laut ke arah daratan. Selain itu juga akan tercium bau garam.
Tak semua gempa tektonik di dasar laut menyebabkan tsunami. Banyak faktor yang jadi penyebab. Seperti kekuatan dan kedalaman pusat gempa. Karena itu bila dalam rentang waktu satu jam setelah gempa, kamu tak melihat tanda-tanda seperti di atas, yakinlah insya Allah tak ada tsunami.(.a11.ugm/bmg/bppt/kompas/wikipedia/balipost).

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda