Waspadai Pertemanan di Dunia Maya
Orangtua semakin disibukkan dengan urusan pekerjaan. Di sisi lain, tuntutan anak-anak jaman sekarang yang meminta kebebasan penuh terasa sangat hebat. Ini yang menyebabkan rasa saling memperhatikan antara anak-orangtua dan keintiman keluarga semakin pudar. Jaman sekarang, banyak orangtua yang asyik dengan dunianya. Begitu juga dengan anak-anak yang asyik dengan dunianya sendiri. Akhirnya, hubungan kejiwaan keduanya lepas satu dengan yang lain. Anak-anak lebih memilih curhat (mencurahkan isi hatinya) pada teman dunia maya, bukan kepada orang terdekatnya. Karena, hati memang sudah saling menjauh. Pihak berwajib di Cina tengah melakukan penelusuran terhadap satu grup Facebook berbahasa Cina. Grup tersebut mengajak anggotanya untuk melakukan bunuh diri massal pada 21 Desember 2009. Dari 298 anggota, hampir 190 orang diantaranya telah berkomitmen untuk melakukan bunuh diri massal. Ini membuat banyak orang tua di Hong Kong cemas. Munculnya grup ini ternyata dipicu masalah sekolah dan tekanan keluarga. Biro Kriminal Hong Kong belum berhasil menemukan identitas pendiri grup ini. Kini, kedua sudah muncul di Facebook. Tujuannya sama, mengajak 98 aggotanya melakukan perbuatan nekad tersebut. (Sumber: okezone.com) Secara tidak sengaja, setelah membaca artikel okezone tersebut, saya tiba-tiba tertarik menonton sebuah film. Judulnya cukup menarik perhatian, “Klub Bunuh Diri” (Suicide Club). Padahal, saya termasuk sangat jarang menonton. Film tersebut diawali dengan kesibukan Kepolisian Jepang yang tengah mengusut peristiwa aneh. Ada sekelompok orang, sekitar 50-100 orang, melakukan bunuh diri massal di tengah keramaian kota. Mereka melakukan aksi bunuh diri mulai dengan beramai-ramai menyongsong kereta api cepat, sambil bernyanyi riang, dan melompat bersama dari sebuah tempat tertinggi sebuah kuil tempat beribadah. Selama proses penyelidikan, kepala polisi yang ikut menangani kasus ini juga menjadi korban. Ia menembakkan pistolnya ke dalam mulut sendiri setelah menerima telepon misterius di ponselnya. Di akhir film terungkap, peristiwa bunuh diri massal ini bermula dari sebuah jejaring pertemanan antaranak-anak sekolah. Situs tersebut mampu memberikan banyak daya tarik bagi remaja. Melalui pesan-pesan dari internet, mereka diarahkan untuk mengakhiri hidup. Tanggal dan hari untuk bunuh diri massal pun telah ditetapkan. Pesan ini diulang melalui ponsel masing-masing anggota. Kata-kata berupa nyanyian yang dikirim membuat aksi bunuh diri ini menjadi sebuah aksi yang menyenangkan untuk dilakukan. Hati saya tercekat……….. Luar biasa! Sebuah situs jejaring pertemanan dan kemajuan tekonologi telepon genggam sudah mampu memberikan daya pengaruh luar biasa pada kehidupan. Kapankah kita sadar semua kemajuan teknologi itu diciptakan untuk memudahkan hidup kita secara positif, bukan sebaliknya.