Polisi Selidiki Dugaan Keracunan
Saksi yang telah diperiksa, jelasnya Haryanti, pemilik rumah yang mengelar pesta pernikahan. Sedangkan, dua orang lainnya, yakni Kartini dan Sutini yang bekerja sebagai tukang memasak. "Sudah dimintai keterangan, tetapi belum ada satupun yang ditetapkan sebagai tersangka. Masih dalam penyelidikan dan pengembangan yang lebih lanjut tentang banyak warga yang sakit," ujar Kapolsek Batangan, kemarin. Untuk mengembangkan penyelidikan, AKP Sudarsono mengaku, masih menunggu hasil laboratorium forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah. Sebab, sampel atau barang bukti baru dikirimkan Rabu (7/10) kemarin. Barang bukti yang telah diambilnya, diantaranya, muntahan para korban, sisa makanan, air yang diminum. Pengembilan sampel ini dilakukan sehari setelah warga dirawat di puskesmas. "Sampel ini mampir sama yang diambil dinas kesehatan, tetapi untuk uji laboratoriumnya berbeda. Hasilnya, nanti akan menjadikan pedoman buat kami untuk melakukan penyelidikan," ungkapnya. Adanya dugaan mengandung racun dalam makanan pesta hajatan pernikahan, dia belum bisa memastikan. Karena, hasil labfornya belum diketahui pihaknya, masih menunggu perkembangan. "Misalnya memang mengandung racun, ada dua kemungkinan apakah ada unsur sabotase dan kesengajaan atau tidak. Kalau ada unsur itu akan mengarah pada tindak pidana," terangnya. Sementara itu, Sri Sadono, Kepala Puskesmas Batangan, pasien yang dirawat di puskesmas sudah mulai berangsur berkurang. Hingga, kemarin masih ada 63 warga yang menjalani perawatan di puskesmas. Jumlah pasien yang dirawat inap maupun jalan selama ini sebanyak 228 orang. "Bila sehari sebelumnya ada 100 lebih yang dirawat, sekarang sudah mulai berangsur-angsur membaik. Meski masih ada warga yang berdatangan untuk meminta pengobatan," tandasnya. (ris)