Mengapa Akar Masalah Sering Berasal Dari Masa Kecil?
Piaget memberikan subjek penelitiannya berbagai pertanyaan atau soal dan mengamati bagaimana anak memanipulasi informasi untuk bisa mencapai suatu kesimpulan.
Misalnya, untuk anak berusia di bawah 7 tahun, jika ditunjukkan gambar 2 pohon yang jenis dan tingginya berbeda maka mereka akan memilih pohon yang lebih tinggi sebagai pohon yang lebih tua. Anak yang lebih besar, di atas 7 tahun, akan bertanya kapan pohon-pohon itu ditanam. Dengan kata lain anak yang lebih tua memiliki kemampuan untuk memproses lebih banyak informasi saat berpikir tentang sesuatu.
Level kerumitan dan kecakapan berpikir anak, sejalan dengan perkembangan usia mereka, dibagi menjadi empat kategori; nominal, ordinal,interval, dan ratio.
Nominal Data
Pada tahap ini kemampuan berpikir didasarkan pada prinsip “ya” atau “tidak”, baik atau buruk, benar atau salah, menang atau kalah. Pada level ini tidak dikenal wilayah “abu-abu”. Yang ada hanya hitam atau putih.
Level berpikir ini sering mengakibatnya terciptanya belief dan keputusan yang menghambat. Anak kecil tidak bisa terhindar dari cara berpikir ini karena keterbatasan kemampuan kognisi mereka. Dan dari riset lain diketahui bahwa bagian prefrontal cortex anak masih belum berkembang optimal pada usia dini.
Misalnya jika anak melihat kedua orangtuanya ribut atau bertengkar. Anak biasanya akan menyimpulkan, “Papa dan mama ribut pasti karena saya” atau “Nanti kalau sudah besar saya nggak mau nikah karena akan ribut seperti papa dan mama”.
Ordinal Processing
Pada level ini anak bisa melakukan pengurutan informasi. Kemampuan ini melibatkan pembandingan data dengan tujuan menghasilkan ranking atau urutan. Misalnya, jika dalam suatu pertandingan anak mendapat informasi posisi mereka, dan anak tahu, misalnya “Saya juara dua”, maka informasi ini sudah lebih tinggi levelnya daripada sekedar kalkulasi nominal “Saya menang” atau “Saya kalah”.
Interval Processing
Pada level ini kemampuan berpikir semakin berkembang. Anak mampu berpikir lebih abstrak misalnya dalam memaknai urutan posisinya dalam suatu peristiwa. Pada contoh di atas, bila anak berpikir di level ini, maka yang ada di pikirannya bukan sekedar “menang” atau “kalah” tapi seberapa dekat saya menang, tidak sekedar saya juara dua.
Ratio Processing
Level ini adalah level yang paling tinggi. Level ini mencakup tiga level di bawahnya dan juga kemampuan berpikir abstrak yang lebih tinggi. Misalnya, “Apakah menjadi juara satu adalah benar-benar penting bagi saya?”. Kemampuan ini yang dimaksud saat seseorang berkata, “Berpikir di luar kotak atau thinking outside the box”.Ini adalah level berpikir di mana kita mampu melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda.
Penelitian Piaget menemukan bahwa kemampuan berpikir anak terbatas pada level nominal dan ordinal processing hingga kira-kira usia tujuh tahun. Pada usia delapan hingga dua belas tahun anak mengembangkan kemampuan interval dan ratio processing.
Dengan demikian belief atau kepercayaan yang terbentuk saat kita masih kecil semata-mata hanya dibatasi oleh kemampuan kognitif kita. Dan untuk bisa membantu klien mengatasi masalahnya maka kita perlu membawa klien mundur (regresi) ke masa saat keputusan atau kesimpulan atau pemaknaan dibuat. Tujuannya adalah untuk melakukan edukasi ulang untuk menghasilkan makna atau kesimpulan baru yang lebih konstruktif dan kondusif untuk hidup klien (dewasa).
Lalu, mengapa pada contoh di atas klien yang sudah dewasa masih tetap takut menyanyi?
Jawabannya sederhana. Saat klien naik di atas panggung maka panggung ini menjadi trigger atau pemicu aktifnya suatu part atau bagian dari diri klien, bagian yang dulu pernah mengalami pengalaman “traumatik” saat ia masih kecil. Bagian ini, yang kita kenal dengan nama Inner Child, akan menolak untuk menyanyi. Proses yang terjadi adalah age regression atau klien ini mundur kembali ke masa kecilnya. Sudah tentu proses ini terjadi dengan begitu cepat di pikiran bawah sadar. Yang ia rasakan hanyalah perasaan tidak nyaman yang membuat ia tidak mau menyanyi. Pikiran sadar mungkin sudah lupa kejadian di masa lalu. Tapi pikiran bawah sadar akan tetap ingat.
Sumber: http://www.adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=21
Misalnya, untuk anak berusia di bawah 7 tahun, jika ditunjukkan gambar 2 pohon yang jenis dan tingginya berbeda maka mereka akan memilih pohon yang lebih tinggi sebagai pohon yang lebih tua. Anak yang lebih besar, di atas 7 tahun, akan bertanya kapan pohon-pohon itu ditanam. Dengan kata lain anak yang lebih tua memiliki kemampuan untuk memproses lebih banyak informasi saat berpikir tentang sesuatu.
Level kerumitan dan kecakapan berpikir anak, sejalan dengan perkembangan usia mereka, dibagi menjadi empat kategori; nominal, ordinal,interval, dan ratio.
Nominal Data
Pada tahap ini kemampuan berpikir didasarkan pada prinsip “ya” atau “tidak”, baik atau buruk, benar atau salah, menang atau kalah. Pada level ini tidak dikenal wilayah “abu-abu”. Yang ada hanya hitam atau putih.
Level berpikir ini sering mengakibatnya terciptanya belief dan keputusan yang menghambat. Anak kecil tidak bisa terhindar dari cara berpikir ini karena keterbatasan kemampuan kognisi mereka. Dan dari riset lain diketahui bahwa bagian prefrontal cortex anak masih belum berkembang optimal pada usia dini.
Misalnya jika anak melihat kedua orangtuanya ribut atau bertengkar. Anak biasanya akan menyimpulkan, “Papa dan mama ribut pasti karena saya” atau “Nanti kalau sudah besar saya nggak mau nikah karena akan ribut seperti papa dan mama”.
Ordinal Processing
Pada level ini anak bisa melakukan pengurutan informasi. Kemampuan ini melibatkan pembandingan data dengan tujuan menghasilkan ranking atau urutan. Misalnya, jika dalam suatu pertandingan anak mendapat informasi posisi mereka, dan anak tahu, misalnya “Saya juara dua”, maka informasi ini sudah lebih tinggi levelnya daripada sekedar kalkulasi nominal “Saya menang” atau “Saya kalah”.
Interval Processing
Pada level ini kemampuan berpikir semakin berkembang. Anak mampu berpikir lebih abstrak misalnya dalam memaknai urutan posisinya dalam suatu peristiwa. Pada contoh di atas, bila anak berpikir di level ini, maka yang ada di pikirannya bukan sekedar “menang” atau “kalah” tapi seberapa dekat saya menang, tidak sekedar saya juara dua.
Ratio Processing
Level ini adalah level yang paling tinggi. Level ini mencakup tiga level di bawahnya dan juga kemampuan berpikir abstrak yang lebih tinggi. Misalnya, “Apakah menjadi juara satu adalah benar-benar penting bagi saya?”. Kemampuan ini yang dimaksud saat seseorang berkata, “Berpikir di luar kotak atau thinking outside the box”.Ini adalah level berpikir di mana kita mampu melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda.
Penelitian Piaget menemukan bahwa kemampuan berpikir anak terbatas pada level nominal dan ordinal processing hingga kira-kira usia tujuh tahun. Pada usia delapan hingga dua belas tahun anak mengembangkan kemampuan interval dan ratio processing.
Dengan demikian belief atau kepercayaan yang terbentuk saat kita masih kecil semata-mata hanya dibatasi oleh kemampuan kognitif kita. Dan untuk bisa membantu klien mengatasi masalahnya maka kita perlu membawa klien mundur (regresi) ke masa saat keputusan atau kesimpulan atau pemaknaan dibuat. Tujuannya adalah untuk melakukan edukasi ulang untuk menghasilkan makna atau kesimpulan baru yang lebih konstruktif dan kondusif untuk hidup klien (dewasa).
Lalu, mengapa pada contoh di atas klien yang sudah dewasa masih tetap takut menyanyi?
Jawabannya sederhana. Saat klien naik di atas panggung maka panggung ini menjadi trigger atau pemicu aktifnya suatu part atau bagian dari diri klien, bagian yang dulu pernah mengalami pengalaman “traumatik” saat ia masih kecil. Bagian ini, yang kita kenal dengan nama Inner Child, akan menolak untuk menyanyi. Proses yang terjadi adalah age regression atau klien ini mundur kembali ke masa kecilnya. Sudah tentu proses ini terjadi dengan begitu cepat di pikiran bawah sadar. Yang ia rasakan hanyalah perasaan tidak nyaman yang membuat ia tidak mau menyanyi. Pikiran sadar mungkin sudah lupa kejadian di masa lalu. Tapi pikiran bawah sadar akan tetap ingat.
Sumber: http://www.adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=21
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda