10 Mitos Awam Penghambat Kreatifitas

2. Hidup jangan ngoyo
Ojo ngoyo to mas...kedengarannya halus dan bijaksana. Tapi cukup untuk membunuh semangat berkreasi. Mungkin cocok untuk situasi tertentu, tapi situasi yang dianggap tepat itu seperti apa? Ya seperti kalau sudah ngga mungkin , jangan maksa deh. Naah ngga mungkin itu kata siapa? Ya Kata logika lah. Logika seperti apa? Yaa masa lulusan SMP mau jadi menteri? Oooh itu toh yang ngga mungkin. Lantas dulu itu KH Agus Salim, SD aja ngga kelar kok bisa ya jadi menteri bahkan wakil bangsa ini untuk diplomasi di PBB dengan taruhan kedaulatan bangsa dan rakyat Indonesia? Nah semoga mengerti obrolan diatas dan sesuaikan saja dengan tema yang lainnya. Untuk memahami perbedaan proses berpikir kreatif dan berpikir logika, nanti saya bikin deh artikelnya.

3. Akhir cerita Cuma gagal atau berhasil
Kamu bisa masak apa? Kata calon ibu mertua kepada calon menantu. Terus terang bu, saya jarang masak. Tapi saya akan belajar masak sunguh – sungguh untuk persiapan jadi menantu. Hmm, coba kamu bikin sayur asem..Baik bu, tapi..sayur asem itu bahannya apa ya bu..Jiaah sudah lah, habis peluang menjadi menantu kesayangan, wong ibu mertua syarat utama menjadi menantu harus bisa masak. Tapi apakah tidak ada kebijaksanaan untuk mencoba. Walaupun gagal, ada kesempatan kedua. Gagal lagi, ada kesempatan ke 3. Gagal lagi, masih ada remedial atau kesempatan terakhir? Bayangkan kejadian serupa selalu terjadi di dunia kerja, pendidikan, hingga pergaulan sosial.

Padahal fakta sejarah penemuan – penemuan besar sepanjang abad, tidak luput dari proses yang banyak mengisahkan kegagalan – kegagalan awal. Betapa Thomas A Edison harus melakukan 999 percobaan gagal untuk menemukan satu penemuan? Pernah baca juga khan, bagaimana kegagalan yang dialami presiden Amerika Abraham Lincoln untuk menjadi orang nomer 1? Kalau Cuma 4-5 kali gagal sih wajar, ini sampai 35 kali ikut ellection gagal dan gagal!

4. Atas lebih baik dari bawah
Karena mitos inilah kita selalu menilai sesuatu yang bagus itu dengan istilah atas. Kelas atas, kelas tinggi dsb. Salah satu kelemahan berpikir rasio adalah berorientasi pada hasil. Ini terjadi karena pola pikirnya semakin sulit sesuatu untuk digapai, berarti posisinya makin tinggi. Posisi sama dengan dimensi. Dimensi ditentukan oleh persepsi. Makanya dulu Galileo sampai di hukum pancung gara- gara teori bumi bulat bundar. Tatanan masyarakat waktu itu goyah dengan teori kebenaran dogmatis penguasa dan pemuka agama yang mengatakan atas nama Tuhan bahwa bumi ini satu hamparan datar dengan dimensi absolut bahwa atas itu di atas kepala, bawah itu dibawah kaki.

Dalam proses berpikir kreatif, atas bawah menjadi relatif. Jangankan atas bawah, samping kri kanan saja bisa menjadi bawah atau atas. Dimensi tidak dibentuk dari persepsi tertentu. Oleh itu ada istilah sudut pandang. Nah kreatif inilah kemampuan yang bisa mengeksplorasi berbagai kemungkinan sudut pandang dalam melihat sesuatu.

5. Wajib Bertahap dalam proses
Bagi anda PNS atau pekerja kantoran tentu biasa dengan istilah SOP, metodologi, mekanisme, engineering, otomasi, struktur, manajemen system dan istilah – istilah yang menggambarkan proses tahapan. Dalam struktur organik pun kita memahaminya seperti itu. Tetapi pola berpikir kreatif justru menjadi cara dan alat tambahan yang mampu untuk melakukan penyimpangan seperti melompat, menjauh, me random, memutar balik hingga membubarkan suatu pola, bentuk dan format yang sudah dianggap baku.

Banyak kisah kreatif yang bisa kita gali mengenai hal ini. Teori atau format yang kita jalani sekarangpun, adalah hasil dari bongkar pasang. Yang baru jadi usang, yang usang jadi baru, yang utama jadi sampingan, yang sampingan jadi utama Bahkan yang dianggap awalnya debug, waste, dampak, atau efek merugikan malah berhasil dibuktikan dengan penemuan terbalik sebagai hasil yang utama.

Wah sodara, sodari, bapak ibu, om tante, artikel sudah kepanjangan, mohon izin ya, sambungannya ntar malam. Ada kerjaan yang tak kunjung usai yang harus diperioritaskan dulu. Untuk bocoran, saya kasih poinnya dulu: Yang ke 6). Talenta itu segalanya, ke 7). Ikut Pola Yang Ada, ke 8). Melangkah Itu ke depan, ke 9). Hasil Terbaik karena Fasilitas terbaik, yang terakhir ke 10). Seragam sebagai penanda identitas. Demikian dari saya, sampai ketemu di artikel selanjutnya, semoga bermanfaat

Doddy Hidayat
Konsultan Kreatif
[email protected]

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda