Cerdas Mengelola Uang THR
Ketiga; investasikan dulu, minimal 10% dari income tunjangan tersebut. Ingat, investasi juga merupakan bagian dari kewajiban sebagai karyawan, jika Anda ingin menjadi makmur di kemudian hari. Sisihkan sebagian besar uang tunjangan Anda untuk ditabung, makin besar porsinya makin baik. Agar tidak tergoda untuk memakainya, masukkan dalam nomor rekening khusus di bank yang tidak memiliki jaringan anjungan tunai mandiri. Jika kebetulan beruntung tidak memiliki utang, Anda bisa mengalokasikan uang tunjangan tersebut untuk investasi. Misalnya membayar premi asuransi pendidikan atau kesehatan. Membeli emas juga bisa dihitung sebagai investasi. Disiplin Ketat Sisa dana THR barulah dipakai untuk menutup berbagai keperluan hidup seperti persiapan menjelang Lebaran dan mudik ke kampung halaman. Memang harus diakui, menjelang Idul Fitri godaan untuk membeli barang konsumsi sangatlah besar. Terlebih hampir semua merchant atau mal pada momentum Lebaran menawarkan program penjualan dengan diskon dan penjualan dengan skema pembayaran menarik. Untuk menghadapi serbuan penawaran semacam itu, resepnya sederhana. Buatlah skala prioritas dalam berbelanja atau mengeluarkan dana tunjangan tersebut. Belilah yang diperlukan (dibutuhkan), bukan yang diinginkan. Sebab, acapkali kita terjebak dalam fenomena keinginan mata dan keinginan daging. Sebaiknya Anda tidak memboroskan uang THR untuk membeli pakaian dan sejenisnya agar dananya bisa dipakai untuk keperluan lain yang lebih penting. Toh, anggaran untuk membeli pakaian dan pernik-perniknya, mungkin sudah dilakukan menjelang Lebaran. Dengan demikian, dana sisa THR bisa dialokasikan untuk keperluan lain. Intinya adalah bijaklah membelanjakan dana THR untuk benar-benar menunjang berbagai kebutuhan hidup dan perlu segera direalisasikan. Kuncinya adalah adanya niat dan disiplin fiskal (anggaran keuangan) keluarga yang ketat. Tanpa itu semua, niscaya dana tunjangan tersebut amblas dalam tempo sekejap. Tunjangan itu tidak berdampak apa-apa dalam jangka panjang, selain hanya sekadar memenuhi nafsu, hasrat, dan keinginan pribadi. Tunjangan itu semestinya berdampak jangka panjang, untuk kehidupan mendatang, ataupun berdampak bagi kemakmuran orang lain. Semoga kita diberi hati yang jernik dan otak cerdas untuk memanfaatkan dana itu yang kita terima pada pekan-pekan menjelang Hari Raya. (10) – Susidarto, praktisi bisnis perbankan, tinggal di Yogyakarta