Komitmen atas nama Pekerjaan
Menurut Michael Amstrong dalam Bukunya yang berjudul “Managing People”, komitmen diartikan sebagai kecintaan dan kesetiaan yang mengandung tiga komponen yaitu:
1. Penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi
Dimaksudkan bahwa tiap-tiap individu dalam organisasi harus menyelaraskan antara tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, dimana tujuan dari organisasi harus dipatuhi dan dijalankan.
2. Keinginan untuk tetap bersama dan berada dalam organisasi
Karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan tempat ia bekerja memiliki kedekatan kuat dan kesetiaan terhadap organisasi tempat ia bernaung serta memiliki keterikatan untuk tetap berada dalam organisasi tersebut.
3. Kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi
Bertanggung jawab atas tiap pekerjaan yang diemban serta berusaha semaksimal mungkin demi kesuksesan pekerjaan atas nama organisasi, bukan atas nama pribadi.
Komitmen terhadap pekerjaan menjadi sangat penting untuk menunjang keberhasilanatau kesuksesan dari organisasi. Di perusahaan swasta, komitmen sudah barang tentu menjadi hal wajib yang harus dipenuhi oleh pekerjanya. Peraturan ketat yang diberlakukan dan harapan untuk tidak “tersingkirkan” dari perusahaan menjadi “motivasi” bagi para pekerja untuk mengoptimalkan kinerja dan komitmen mereka terhadap perusahaan. Karena apabila pengoptimalan atas dua hal tersebut tidak terpenuhi sudah barang tentu, perusahaan akan dengan mudah mengelimir para pekerja yang dinilai tidak memenuhi tuntutan perusahaan tersebut. Belum lagi adanya faktor eksternal yaitu tingginya angka para pencari kerja di lapangan yang membuat perusahaan tidak terlalu “cemas” untuk dapat mendapatkan kandidat pekerja sesuai dengan tuntuan yang diberlakukan.
“Jibaku” demi sebuah komitmen atas pekerjaan menjadi hal yang terkesan biasa dikalangan pekerja swasta. Lalu bagaimana dengan kita, para Pegawai Negeri Sipil yang notabene bekerja untuk masyarakat demi tercapainya tujuan sebuah organisasi besar bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia? Semoga kita juga “tidak mau kalah” bersaing dengan rekan-rekan kita, para pekerja swasta, yang telah “berjibaku” atas nama komitmen.