Petani Tunggu Serangan Hama Tikus Mereda

Akan tetapi, ketika padi mulai tumbuh hingga berumur satu bulan tak lepas dari mengganasnya serangan hama tikus. Disamping itu juga muncul  serangan hama yang selama ini sulit dibasmi oleh para petani, yaitu wereng coklat sehingga masalah tersebut membingungkan para petani.

Padahal saat ini, kata Hadi (49) salah seorang petani, warga Penambuhan, untuk  menghadapi musim tanam (MT) 1 Oktober - Maret seharusnya sekarang mulai persiapan,"Yakni, mengolah lahan untuk membuat persemaian dan membersihkan rumput,"ujarnya.

Masih Ada

Paling tidak, katanya lagi, lahan yang ditumbuhi rumput liar itu terlebih dahulu  harus dibajak. Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka kelanjutannya harus segera dipersiapkan persemaian karena kalau dibiarkan rumput akan tumbuh lagi, sehingga hal itu sama dua kali kerja.

Dengan demikian, mereka lebih baik menunggu sampai serangan hama tikus berkurang. Hal tersebut harus menunggu sampai semua tanaman padi musim kemarau basah itu, tinggal menunggu panen atau melaksanakan tanam secara serentak dan bersamaan.

Dengan kata lain, tidak ada areal persawahan yang dibiarkan, sehingga bila serangan tikus kembali muncul upaya  pemberantasanya  dilakukan secara gropoyakan.

"Jika di wilayah Kecamatan Margorejo, muncul banyak serangan hama tikus karena masih ada tanaman yang bisa menjadi sasaran."

Maksudnya, kata petani lainnya, Wadi (52) warga Desa Langenharjo, tanaman tersebut  tak lain adalah tebu yang sampai sekarang belum ditebang. Sehingga rumpun tebu itu, tentu  menjadi tempat tikus bersarang.

Sasaran binatang pengerat itu akan beralih, jika di sekitar tanaman tebu itu terdapat tanaman padi muda dirasakan binatang tersebut teraa manis, sehingga menyerangnya pun seperti dipotong-potong.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda