Empat Alternatif Lokasi Terminal Tipe A
Sehingga proses pengajuannya ke Kementrian Perhubungan nanti bisa tepat waktu, karena tahapan persiapan pembangunan terminal tersebut tahun ini sudah dilakukan. Akan tetapi, jika nanti muncul kendala yang menyebabkan terhambatnya tahapan proses awal tersebut, maka penundaan hingga tahun depan juga sudah dipertimbangkan. Harapannya hal itu tidak terjadi, karena upaya membangun fasilitas publik itu sudah benar-benar merupakan kebutuhan. Bukan sekadar wacana maupun keinginan semata.
Sebab, kondisi terminal sekarang yang berlokasi di Sleko, Desa Semampir, Kecamatan Pati, sudah tidak layak untuk memenuhi tuntutan penyediaan fasillitas umum yang benar-benar memadai. Apalagi banyaknya bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang melayani rute ke Sumatera menjadi problem tersendiri.
Masalahnya, bus-bus tersebut mempunyai garasi pinggir jalan raya Pati-Gabus, sehingga jika keluar-masuk tentu menggangu pengguna jalan yang lain. "Apalagi, tempat tersebut juga menjadi pusat penjualan tiket," ujarnya.
Pembebasan
Akibatnya, kata Tristiadi, saat menjelang pemberangkatan penumpang, maka tempat agen-agen penjualan tiket tersebut diramaikan calon penumpang yang lalu-lalang.
Bahkan kadang-kadang, juga sampai meluber ke jalan, sehingga kondisi seperti itu harus dicarikan jalan pemecahannya. Satu-satunya adalah menyediakan terminal yang memadai, sehingga bus-bus AKAP tersebut masuk ke terminal. Demikian pula untuk penjualan tiketnya, agar lingkungan tempat tinggal di pinggir jalan raya itu tidak menjadi pusat kerumunan orang.
Karena itu, sudah semestinya jika pembangunan terminal harus bisa diwujudkan mulai tahun ini yang akan diawali dengan pembebasan tanah dan pemadatan.
Adapun empat alternatif calon lokasi terminal tipe A itu, dua di wilayah Kecamatan Pati. Yakni di Desa Widorokandang dan satu calon lokasi lainnya di Desa Mustokoharjo, dipinggir jalan raya Pati-Gabus.
Dua lainnya, di wilayah Kecamatn Margorejo, yakini di Desa Langenharjo dan Sukokulon. Khusus yang disebut terakhir juga merupakan ujung barat jalur lingkar selatan (JLS) Pati, yang kini masih dalam tahapan proses pembangunannya.
Berkait dengan rencana pembangunan terminal tipe A, untuk pembebasan lahan seluas lima hektare dan pemadatan tahun ini pemerintah kabupaten (pemkab) telah mengalokasikan anggaran. "Besarnya mencapai Rp 3,5 miliar, sehingga tinggal menunggu prose turunnya rekomendasi dari Gubernur untuk Kementrian Perhubungan."
Sebab, kondisi terminal sekarang yang berlokasi di Sleko, Desa Semampir, Kecamatan Pati, sudah tidak layak untuk memenuhi tuntutan penyediaan fasillitas umum yang benar-benar memadai. Apalagi banyaknya bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang melayani rute ke Sumatera menjadi problem tersendiri.
Masalahnya, bus-bus tersebut mempunyai garasi pinggir jalan raya Pati-Gabus, sehingga jika keluar-masuk tentu menggangu pengguna jalan yang lain. "Apalagi, tempat tersebut juga menjadi pusat penjualan tiket," ujarnya.
Pembebasan
Akibatnya, kata Tristiadi, saat menjelang pemberangkatan penumpang, maka tempat agen-agen penjualan tiket tersebut diramaikan calon penumpang yang lalu-lalang.
Bahkan kadang-kadang, juga sampai meluber ke jalan, sehingga kondisi seperti itu harus dicarikan jalan pemecahannya. Satu-satunya adalah menyediakan terminal yang memadai, sehingga bus-bus AKAP tersebut masuk ke terminal. Demikian pula untuk penjualan tiketnya, agar lingkungan tempat tinggal di pinggir jalan raya itu tidak menjadi pusat kerumunan orang.
Karena itu, sudah semestinya jika pembangunan terminal harus bisa diwujudkan mulai tahun ini yang akan diawali dengan pembebasan tanah dan pemadatan.
Adapun empat alternatif calon lokasi terminal tipe A itu, dua di wilayah Kecamatan Pati. Yakni di Desa Widorokandang dan satu calon lokasi lainnya di Desa Mustokoharjo, dipinggir jalan raya Pati-Gabus.
Dua lainnya, di wilayah Kecamatn Margorejo, yakini di Desa Langenharjo dan Sukokulon. Khusus yang disebut terakhir juga merupakan ujung barat jalur lingkar selatan (JLS) Pati, yang kini masih dalam tahapan proses pembangunannya.
Berkait dengan rencana pembangunan terminal tipe A, untuk pembebasan lahan seluas lima hektare dan pemadatan tahun ini pemerintah kabupaten (pemkab) telah mengalokasikan anggaran. "Besarnya mencapai Rp 3,5 miliar, sehingga tinggal menunggu prose turunnya rekomendasi dari Gubernur untuk Kementrian Perhubungan."
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda