Macan Tutul Sambangi Rumah Warga Dukuh Karangdowo Sidokerto
Hal tersebut menyusul ada seekor harimau jenis Tutul terperangkap didalam rumah Tugiyo. Macan Tutul berukuran satu meter dan tinggi badan setengah meter tersebut, terperangkap di salah satu kamar di rumah Tugiyo, Rabu pagi, 2 September 2009. Macan Tutul yang diduga turun dari kawasan hutan di sekitar Regaloh. Macan Tutul Sambangi Rumah RT 5 Dukuh Karangdowo Sidokerto Macan Tutul Sambangi Rumah RT 5 Dukuh Karangdowo Sidokerto Menurut pemilik rumah Tugiyo berusia 50 tahun kepada PAS Pati, pada awalnya dia tidak mengira bayangan yang masuk ke dalam rumahnya lewat pintu belakang. Karena saat sahur, dia sempat keluar lewat pintu tersebut, dan tiduran di bangku bambu yang ada di teras rumah. Saat pintu tersebut terbuka, macan tutul jantan itu masuk. “Masuknya lewat sini (sambil menunjukkan pintu belakang rumahnya), kira-kira jam 04:30 WIB. Tapi sebelumnya jam 01:30 WIB, dibelakang rumahnya macan tersebut sempat memangsa dua eskor bebek, diikuti suara kambing saya yang mengembek. Sepulangnya istri saya dari sholat subuh, terlihat ada bayangan hitam masuk kerumahnya.”, jelas Tugiyo. Semula Tugiyo kepada keluarganya bayangan yang masuk kerumahnya itu, seekor kucing. Tapi saat dia akan ke kamar mandi, dan berusaha untuk menyingkirkan handuk yang menghalangi pandangan, ternyata dia melihat benda hitam bergerak diatas tembok. Tugiyo terkejut ketika benda yang diketahui macan tutul itu meloncat kebawah. “Saya terkejut ketika macan tutul itu turun dan lari melewati selangkang kakinya. Kemudian saya berbalik arah, ternyata binatang tersebut sudah berdiri dengan kaki berada dipintu. Mengetahui binatang itu, harimau saya menyuruh seluruh penghuni rumah keluar. Setelah itu semua pintu ditutup, dan melapor ke Pak RT.”, tuturnya. Setelah itu, warga berdatangan ke rumah Tugiyo, untuk memastikan kalau yang ada didalam rumah itu macan tutul jantan liar. Hingga jam 12:45 WIB, macan tutul jantan itu, akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BK SDA) Semarang, dengan pembiusan lebih dulu.