Sampel Rectal Swab Diambil
Sampel yang diambil, ujar Daru Kartiko, Kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati ini berupa feses. "Sisa-sisa buang air ini yang diambil untuk dijadikan sampel," ungkapnya, kemarin. Selain mengambil sampel itu, pihaknya juga telah mengambil sampel dari sisa nasi, sayur, buah-buahan sebagai campuran dalam es, sirup. Bahkan, hasil muntahan para pasien juga diambil. Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari pasien, dia menerangkan, nasi yang dimakan dalam pesta pernikahan tetangganya ini kurang matang. Saat dimakan terasa keras. Selain itu, sirup sebagai campuran es terasa asam. "Kalau yang ini ada dua kemungkinan, apakah sirupnya yang kotor atau sudah kadaluarsa yang mengakibatkan rasanya asam," terangnya. Untuk mengetahui hasil uji laboratorium, kata Kasi Kesehatan Lingkungan harus menunggu sekitar 2-3 hari ke depan. Saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab warga mengalami sakit. Daru Kartiko mengaku, tidak hanya mengambil sampel dari pasien tetapi melakukan pengamatan lingkungan para pasien di Desa Pecangaan. Berdasarkan hasil pengamatan, dia menilai lingkungan pasien di rumah tidak memenuhi standar kesehatan. "Banyak sekali selokan yang airnya tergenang dan selokan itu berdekatan dengan rumah. Kondisi airnya juga sangat kotor dan pola hidup yang tidak sehat ini, bisa menjadikan warga mudah terkena penyakit," bebernya. Sementara itu, bantuan untuk pasien yang berada di Puskesmas Batangan mulai berdatangan. Selain memberikan bantuan obat, Pemerintah Kabupaten Pati telah menyiapkan dua tenda untuk pasien di halaman puskesmas. "Meski tidak semua pasien dipindahkan, ada sebanyak 20 bad (tempat tidur) dari TNI yang diperbantukan. Sehingga, hanya beberapa pasien yang dirawat dilantai dengan beralaskan tikar," tandas Sri Sadono, Kepala Puskesmas Batangan. (ris)