Siswa dari Pelosok Menangi Desain Grafis
Uniknya, selama ini putra pasangan Sukar dan Rubinah itu tidak memiliki komputer dirumah. Dia mengasah bakatnya dalam bidang desain grafis dan teknologi internet dengan komputer dan fasilitas internet di madrasahnya. Remaja 18 Tahun itu mengaku mendapat pengetahuan desain grafis dari sejumlah rekannya diluar madrasah. Diluar itu, dia aktif browsing untuk mengembangkan bakatnya. Guru pendampingnya di Porseni, Sya'roni mengaku, sejak kelas XI Salim telah menunjukkan bakatnya. Puncaknya ketika dia menjabat sebagai Ketua Himpunan Siswa Madrasah (Himmah) Madarijul Huda, semacam OSIS disekolah umum. "Awalnya, kami tidak mengetahui kalau dia punya potensi dalam bidang desain grafis. Tetapi setelah dia membuat blog Himmah, kami mempercayai dia untuk mendesain logo madrasah dan pekerjaan yang membutuhkan skill grafis lainnya," ujarnya, saat mendampingi siswanya menerima trofi dan medali di Kompleks Stadion Joyokusumo, Minggu (24/10) Dorong Potensi Meskipun tidak memberikan pelajaran khusus atau ekstrakurikuleer tentang desain grafis, madrasah yang dipimpin H. Minanur Rohman SPd.I itu jeli dalam mendorong potensi siswanya. Ketika mendapat surat edaran tentang lomba desain grafis MA se-Kabupaten Pati sebulan lalu, pihaknya mengirim Salim. Tidak sia-sia, siswa tersebut menjadi yang terbaik dalam ajang tersebut dan sekaligus maju sebagai wakil Pati dalam Porseni MA SeJateng. Tanpa persiapan yang panjang, Salim mampu membuktikan bahwa siswa dari pelosok desa mampu berbicara di tingkat provinsi dalam bidang desain yang sarat dengan teknologi. "Dia belajar secara autodidak. Dari buku, teman, dan mencari referensi dari internet. Kami bebaskan siswa untuk browsing internet di madrasah sepanjang untuk hal positif seperti ini," katanya. Prestasi Salim, menurutnya, menjadi inspirasi bagi madrasah untuk menambahkan materi desain grafis ke mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Selain itu, akan dibuka ekstrakurikuler desain grafis diluar jam sekolah.