Membudayakan Makan Ikan
Teknologi Tradisional Berbagai penelitian menunjukkan karena tingginya kandungan Omega 3 maka ikan memberi pengaruh pada peningkatan kecerdasan, kesehatan dan daya tahan tubuh. Tentu, jika dikonsumsi secara berlebihan pun ikan tidak memberikan pengaruh negatif terhadap tubuh. Ini berbeda dari daging sapi misalnya. Ada beberapa variabel yang menyebabkan minat rendah masyarakat kita untuk mengonsumsi ikan. Pertama; problem sosiologis. Di kalangan masyarakat pesisir, pola makan terkait dengan status sosial. Makin sering orang makan daging (red meat) makin tinggi pula status sosialnya. Kedua; problem ekonomi, yakni rendahnya daya beli masyarakat. Ketiga; pengaruh globalisasi pola pangan. Inilah kenapa, konsumsi ikan perlu ditingkatkan. Paling tidak ada tiga alasan. Pertama; faktor biologis, mengingat ikan mengandung protein yang dibutuhkan kesehatan. Makan ikan secara mencukupi memberi beberapa keuntungan. Pasalnya, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai macam penyakit, dan asam lemak tak jenuh, termasuk Omega 3, yang terkandung dalam ikan, sangat membantu perkembangan sel otak yang dapat meningkatkan kecerdasan (IQ) manusia. Kedua; faktor ekonomi, yakni agar permintaan terhadap produk ikan meningkat. Peningkatan permintaan dapat merang-sang peningkatan penawaran, yang berarti makin tumbuh usaha perikanan, terserap banyak tenaga kerja, dan multiplier effect lain. Ketiga; faktor sosial budaya, yakni mempertahankan identitas sebagai bangsa bahari. Problem rendahnya konsumsi ikan memang kompleks sehingga upaya mengatasinya pun harus memperhatikan berbagai variabel. Pertama; dari sisi permintaan, yakni bagaimana agar masyarakat tertarik makan ikan. Instrumennya adalah kampanye makan ikan. "Gerakan Makan Ikan" (Gemari) secara sistematis akan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kandungan gizi dalam ikan. Sudah saatnya sejak dini anak-anak dibiasakan makan ikan, dan bukan dijejali makan-an cepat saji yang tingkat higienitasnya masih diragukan. Kedua; dari sisi penawaran, yakni bagaimana mengupa-yakan ketersediaan ikan (baik dalam bentuk mentah maupun olahan) dalam jumlah cukup dengan harga terjangkau. Hamparan lautan yang luas, mestinya produksi ikan melimpah. Tetapi logika itu tidak berjalan. Produksi yang melimpah ternyata sebagian besar dicuri kapal asing, dan nelayan kita tidak kebagian. Kenapa? Karena teknologi penangkapan nelayan kita masih sangat tradisional, daya jangkau pun terbatas sehingga tidak banyak yang bisa didapatkan. (10) – Joko Suprayoga, alumnus fakultas Perikanan Undip, Kasi Pengembangan dan Produksi Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Kendal